Geometri molekul suatu senyawa penting terutama dalam memprediksi reksi-reaksi katalisis organologam. dengan mengetahui geometri molekulnya kita dapat mengetahui apakah reaksi katalisisnya bisa berjalan atau tidak. Misalnya saja dalam reaksi katalisis hidroformilasi yang menggunakan [RhH(CO)(PPh3)3] sebagai katalis dimana siklusnya sebagai berikut :
Dari siklus diatas kita dapat lihat bahwa pada reaksi ke 2, reaksi migrasi 1,2 dari H ke alkena terjadi dimana posisi H cis terhadap alkenanya. Selanjutnya pada reaksi ke 4 reaksi migrasi alkil ke CO, disitu juga terjadi pada posisi alkil cis terhadap CO. Begitu juga pada reaksi ke 6 yaitu reaksi eliminasi reduktif. Ligan-ligan yang lepas juga berada pada posisi cis. dari hal tersebut kita dapat simpulkan bahwa posisi cis dari ligan-ligan yang akan bereaksi dalam reaksi katalisis hidroformilasi sangatlah penting untuk jalanya reaksi katalisis, jika posisi dari ligan-ligan yang akan bereaksi berada pada posisi trans maka reaksi katalisis pun tidak dapat berjalan.
Selain contoh diatas geometri molekul juga dapat digunakan untuk memprediksi mekanisme reaksi substitusi apakah asosiatif atau dissosiatif. jika suatu senyawa kompleks memiliki geometri sequer planar maka akan lebih memungkinkan untuk mengikuti mekanisme reaksi substitusi asosiatif. Hal ini karena ligan akan lebih mudah masuk untuk menggantikan ligan lain tanpa adanya halangan sterik dari ligan-ligan disekelilingnya. sedangkan untuk kompleks yang memiliki geometri oktahedral akan lebih cenderung untuk mengikuti mekanisme dissosiatif. dengan geometri otahedral ligan datang akan lebih susah masuk menggantikan ligan pergi karena dengan geometri oktahedral lebih terintegrasi dari pada squer planar. dengan mekanisme dissosiatif ini ligan datang akan lebih mudah masuk karena ligan perginya telah keluar terlebih dahulu.