salam

chemistry lover

Thursday 22 May 2014

Uji Kuantitatif Karbohidrat



Uji kuantitatif untuk oligosakarida dan polisakarida terlebih dahulu dihidrolisa dengan asam atau enzim membentuk monosakarida. Monosakarida yang dihasilkan dapat dianalisis dengan metode berikut :
1)      Metode oksidasi dengan cupri.
Oksidasi menggunakan reagen luft (campuran cuprisulfat, Na-karbonat, dan asam sitrat) atau reagen soxhlet (campuran cuprisulfat dan Na-K-tartat). Prinsip yang terjadi yaitu cuprioksida direduksi menjadi cuprooksida (endapan merah bata) oleh adanya gula reduksi. Jumlah endapan kuprooksida
sebanding dengan banyaknya gula reduksi yang ada. Jumlah kuprooksida dapat ditentukan dengan grafimetri atau dilarutkan kembali lalu dititrasi. Penentuan gual reduksi dalam larutan dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut :
a.       Luff school
Prinsip : selisih cuprioksida dalam larutan sebelum direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko) dengan cuprioksida yang telah direkasikan dengan gula reduksi (titrasi sampel) sebanding dengan jumlah gula reduksi dalam sampel. Penentuan cuprioksida dilakukan melalui titrasi dengan Na-tiosulfat dan indikator amilum. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
 
b.      Munson Walker
Endapan kuprooksida yang terbentuk dipisahkan dan dan dilarutkan dengan asam nitrat. Larutan nitratnya dititrasi dengan tiosulfat. Tiap 1 mL tiosulfat (39 g Na2S2O3.H2 / L ) sesuai dengan 11,259 mg Cu2O.
c.       Lane Eynon
Prinsip : larutan reagen soxhlet dititrasi dengan larutan gula yang diselidiki memakai Indikator methilen biru.
Contoh :
10 mL reagen soxhlet dititrasi dengan gula standar (konsentrasi 2,5 mg/mL), misalkan volume larutan yang tepakai 21 mL.
v  Jadi total gula yang diperlukan untuk mereduksi reagen soxhlet = 21 x 2,5 mg = 52,5 mg.
v  Pada tabel menunjukkan untuk 21 mL larutan gula tertera 51 mg, jadi Faktor koreksinya 52,5 : 51 = 1,03
v  Jika pada titrasi sampel memerlukan 20 mL maka dalam bahan terdapat gula invert sebanyak : (2,5 mg/mL  x 20 mL) x 1,03 = 52,427 mg
v  Dalam 100 mL sampel terdapat gula invert : (100/20) x 52,427 mg = 262,135 mg
2)      Penentuan sukrosa
Sukrosa (BM = 342) terlebih dahulu dihidrolisis dengan asam atau enzim menjadi monosakarida (glukosa dan fruktosa (@BM = 180)). Hasil hidrolisis selanjutnya ditentukan secara luff school, lane-eynon atau munsun walker. Setelah diketahui jumlah gula reduksi, maka jumlah sukrosa dapat dihitung dengan mengalikan dengan faktor koreksi 0,95. FK diperoleh dari :
FK = (BM sukrosa/2BM gula reduksi) = (342 /(2x180)) = 0,95
3)      Penentuan pati
Pati disusun oleh amilosa dan amilopektin. Pada beras dan gandum sebagian besar penyusunnya adalah amilopektin, sedangkan pada tapioca tersusun dari 20-30% amilosa dan selebihnya amilopektin. Pemisahan amilosa dan amilopektin dapat dilakukan dengan elektrodialisa atau ekstraksi menggunakan n-butanol atau tymol. Amilosa tidak larut dalam n-butanol sedangkan amilopektin larut. Untuk penentuan kadar pati terlebih dahulu dihidrolisis dengan asam atau enzim menjadi monosakarida (glukosa (BM = 180)). Hasil hidrolisis selanjutnya ditentukan secara luff school, lane-eynon atau munsun walker. Setelah diketahui jumlah gula reduksi, maka jumlah pati dapat dihitung dengan mengalikan dengan faktor koreksi 0,90. FK diperoleh dari :
FK = (BM pati/mBM gula reduksi) = (m.162 /m.180) = 0,90
4)      Penentuan serat kasar
Serat kasar merupakan senyawaan yang tidak dapat dicerna dalam organ pencernaan manusia atau hewan. Serat kasar terdiri dari selulosa, lignin, zat lain yang belum dapat diidentifikasi secara pasti. Langkah langkah analisa serat kasar :
a.       Defatting : penghilangan lemak dalam sampel dengan pelarut lemak.
b.      Digestion : pelarutan dengan asam atau basa pada keadaan tertutup dan suhu terkontrol (mendidih)
c.       Penyermgan dengan segera setelah digestion selesai
Residu yang didapat merupakan serat kasar yang mengandung ± 97% selulosa dan lignin, sisanya zat lain yang belum dapat diidentifikasi.

No comments:

Post a Comment

Test Footer