MEKANISME
BIOSINTESIS ALKOHOL (ETANOL)
Disusun Oleh :
Muhamad
Zaki
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN MIPA PROGRAM STUDI KIMIA
PURWOKERTO
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Etanol atau yang sering dikenal dengan sebutan alkohol adalah
senyawa organik yang bersifat volatil, mudah terbakar, tak berwarna, dan
merupakan alkohol yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
Etanol banyak digunakan sebagai pelarut berbagai bahan-bahan kimia yang
ditujukan untuk konsumsi dan kegunaan manusia. Contohnya adalah pada parfum,
perasa, pewarna makanan, dan obat-obatan. Dalam kimia, etanol adalah pelarut
yang penting sekaligus sebagai stok umpan untuk sintesis senyawa kimia lainnya.
Akhir-akhir ini etanol popular digunakan sebagai bahan bakar alternative yang
terbarukan.
Etanol dapat diproduksi secara petrokimia melalui hidrasi etilena ataupun secara biologis melalaui fermentasi
gula dengan menggunakan mikroorganisme. Namun dalam makalah ini hanya akan
menjelaskan bagaimana mekanisme biosintesis etanol oleh mikroorganisme.
Mikroorganisme yang sering digunakan pada proses fermentasi etanol secara industri
dari golongan kamir misalnya Saccharomyces cerevisiae, S. uvarum,
Schizosaccharomyces sp. dan Kluyveromyces sp. Lachke (2002)
menyatakan bahwa sejumlah besar bakteri juga mampu membentuk etanol sebagai
produk utama, misalnya Clostridium, Pseudomonas, Zymomonas dan Bacillus
(B. macerans).
B.
Tujuan
Mengetahui
mekanisme biosintesis etanol menggunakan mikroba Saccharomyces cerevisiae dan
Zymomonas.
BAB
II
ISI
1.
Saccharomices
cereviceae
Saccharomyces
cerevisiae adalah salah satu spesies khamir yang memiliki
daya konversi gula menjadi etanol sangat tinggi. Mikroba ini biasanya dikenal
dengan baker’s yeast dan metabolismenya telah dipelajari dengan baik.
Produk metabolik utama adalah etanol, CO2 dan air, sedangkan beberapa produk
lain dihasilkan dalam jumlah sangat sedikit. Khamir ini bersifat fakultatif
anaerobik. Saccharomyces cerevisiae memerlukan suhu 30°C dan pH 4,0-4,5
agar dapat tumbuh dengan baik. Selama proses fermentasi akan timbul panas. Bila
tidak dilakukan pendinginan suhu akan terus meningkat sehingga proses
fermentasi terhambat. Berikut adalah gambar Saccharomyces cerevisiae.
Pada kondisi anaerobik, khamir
memetabolisme glukosa menjadi etanol sebagian besar melalui jalur Embden
Meyerhof-Parnas. khamir akan memetabolisme glukosa dan fruktosa membentuk asam
piruvat melalui tahapan reaksi pada jalur Embden-Meyerhof-Parnas, sedangkan
asam piruvat yang dihasilkan akan didekarboksilasi menjadi asetaldehida yang
kemudian mengalami dehidrogenasi menjadi etanol. Sekema jalur Embden
Meyerhof-Parnas disajikan pada gambar 7. Secara ringkas
pembentukan etanol dari glukosa sebagai berikut.
Gambar 2. jalur EMP
1.
Zymomonas
Zymomonas
mobilis merupakan bakteri gram negatif, bersifat
anaerob fakultatif, berbentuk batang dan bercemeti polar. Bakteri ini secara
alami ditemukan pada tanaman yang mengandung gula-gula yang dapat terfermentasi
seperti anggur Bakteri Zymomonas mobilis hanya mampu mengubah glukosa,
fruktosa dan sukrosa menggunakan jalur Entner Doudoroff menjadi etanol
sebagai produk utama dan beberapa produk samping seperti asam asetat, gliserol,
sorbitol dan levan. Berikut gambar Zymomonas mobilis
Gambar 3. Zymomonas mobilis
Pada
fermentasi sukrosa menggunakan Zymomonas mobilis, pertama kali sukrosa
akan terhidrolisis oleh enzim sukrase. Enzim ini dihasilkan oleh bakteri Zymomonas
mobilis yang memutus ikatan α (1 2)
pada sukrosa sehingga menghasilkan 2 macam monosakarida yaitu glukosa dan
fruktosa. Fruktosa difosforilasi oleh enzim fruktokinase menjadi
fruktosa-6-fosfat kemudian diisomerisasi oleh enzim fosfoheksosa isomerase
menjadi glukosa-6-fosfat yang kemudian diubah menjadi etanol, sedangkan glukosa
akan diuraikan melalui jalur 2-keto-3-deoksi-6-fosfoglukonat dan memecah
piruvat dengan enzim piruvat dekarboksilase menjadi asetaldehida dan CO2.
Asetaldehida yang terbentuk kemudian direduksi menjadi etanol (Swings dan De
Ley, 1977).
Glukosa
dan fruktosa juga diubah oleh enzim GFOR (Glucose Fructose Oksidoreductase)
yang ada di dalam periplasma sel menjadi glukonolakton dan sorbitol.
Glukonolakton kemudian diubah menjadi glukonat oleh enzim gluconolactonase.
Glukonat dan sorbitol yang terbentuk di dalam periplasma sel kemudian dibawa
oleh gluconate carrier dan sorbitol carrier melalui membran
sitoplasma ke dalam sitoplasma bakteri Zymomonas mobilis. Glukonat akan
diubah oleh enzim glukonatkinase menjadi 6-fosfoglukonolakton mengikuti jalur Entner
Doudoroff dan pada akhirnya diubah menjadi etanol. Secara keseluruhan,
reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
Gb3. Skema
lintasan Entner Doudoroff
Tampak bahwa dari segi energetika,
lintasan Entner Doudoroff yang berlangsung secara anaerobic mempunyai efisiensi
hanya separuhnya glikolisis
anaerobik. Namun demikian, Zymomonas banyak diminati kalangan
industry etanol karena laju pengambilan glukosa dan hasil etanolnya lebih
tinggi dibandingkan banyak khamir. Kelemahan bakteri ini
ialah toleransinya terhadap konsentrasi etanol (sampai 10%) tidak dapat
menandingi khamir (12-15%). meskipun demikian, karena Zymomonas merupakan
bakteri gram negative sehingga mudah dimanipulasi secara genetis, maka bekteri
ini merupakan calon yang menarik bagi penggunaan praktis di industry etanol.
BAB
III
KESIMPULAN
Mekanisme
biosintesis etanol oleh Saccharomyces cerevisiae melalui beberapa
tahapan pertama gula akan mengalami glikolisis menjadi asam piruvat, asam
piruvat yang dihasilkan akan didekarboksilasi menjadi asetaldehida yang
kemudian mengalami dehidrogenasi menjadi etanol, sedangkan pada Zymomonas
mobilis Fruktosa difosforilasi oleh enzim
fruktokinase menjadi fruktosa-6-fosfat kemudian diisomerisasi oleh enzim
fosfoheksosa isomerase menjadi glukosa-6-fosfat yang kemudian diubah menjadi
etanol
DOWNLOAD FILE DISINI
DOWNLOAD FILE DISINI
No comments:
Post a Comment