salam

chemistry lover

Tuesday, 21 July 2015

Geometri Molekul

Geometri molekul suatu senyawa penting terutama dalam memprediksi reksi-reaksi katalisis organologam. dengan mengetahui geometri molekulnya kita dapat mengetahui apakah reaksi katalisisnya bisa berjalan atau tidak. Misalnya saja dalam reaksi katalisis hidroformilasi yang menggunakan [RhH(CO)(PPh3)3] sebagai katalis dimana siklusnya sebagai berikut :


Dari siklus diatas kita dapat lihat bahwa pada reaksi ke 2, reaksi migrasi 1,2 dari H ke alkena terjadi dimana posisi H cis terhadap alkenanya. Selanjutnya pada reaksi ke 4 reaksi migrasi alkil ke CO, disitu juga terjadi pada posisi alkil cis terhadap CO. Begitu juga pada reaksi ke 6 yaitu reaksi eliminasi reduktif. Ligan-ligan yang lepas juga berada pada posisi cis. dari hal tersebut kita dapat simpulkan bahwa posisi cis dari ligan-ligan yang akan bereaksi dalam reaksi katalisis hidroformilasi sangatlah penting untuk jalanya reaksi katalisis, jika posisi dari ligan-ligan yang akan bereaksi berada pada posisi trans maka reaksi katalisis pun tidak dapat berjalan.
Selain contoh diatas geometri molekul juga dapat digunakan untuk memprediksi mekanisme reaksi substitusi apakah asosiatif atau dissosiatif. jika suatu senyawa kompleks memiliki geometri sequer planar maka akan lebih memungkinkan untuk mengikuti mekanisme reaksi substitusi asosiatif. Hal ini karena ligan akan lebih mudah masuk untuk menggantikan ligan lain tanpa adanya halangan sterik dari ligan-ligan disekelilingnya. sedangkan untuk kompleks yang memiliki geometri oktahedral akan lebih cenderung untuk mengikuti mekanisme dissosiatif. dengan geometri otahedral ligan datang akan lebih susah masuk menggantikan ligan pergi karena dengan geometri oktahedral lebih terintegrasi dari pada squer planar. dengan mekanisme dissosiatif ini ligan datang akan lebih mudah masuk karena ligan perginya telah keluar terlebih dahulu.

Monday, 20 July 2015

Praktikum Alkali Tanah

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA UNSUR
PERCOBAAN 1
ALKALI TANAH







Disusun oleh :
Muhamad Zaki



















UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS MIPA JURUSAN KIMIA
2010

       I.            Pendahuluan
1.1  Latar belakang
Alkali tanah adalah unsur-unsur golongan IIA dalam system periodik yang terletak pada jalur kedua dari kiri. Unsur-unsur golongan IIA terdiri dari enam unsur yaitu Berilium (Be), Magnesium (Mg), Kalsium (Ca), Stronium (Sr), Barium (Ba), dan Radium (Ra). Unsur-unsur logam alkali tanah merupakan unsur logam yang reaktif. Hal ini karena unsur-unsur logam alkali tanah mudah ,elepaskan 2 elektron valensinya untuk mencapai konfigurasi electron yang stabil. Berdasarkan hal tersebut, maka unsur-unsur logam alkali dialam tidak terdapat dalam keadaan bebas, tetapi berikatan dengan unsur-unsur lain. Setiap unsur-unsur dalam golongan IIA ini memiliki karakteristik tersendiri. Oleh karena itu untuk memahami masing-masing sifat dari unsur-unsur yang ada dalam logam alkali tanah perlu dilakukan percobaan ini.
1.2  Tujuan
Tujuan praktikum ini yaitu untuk memahami sifat-sifat logam alkali tanah beserta senyawanya.

    II.            Tijauan Pustaka
Alkali tanah meupakan kelompok unsur kimia glongan IIA yang semuanya tediri dari unsur logam. Kelompok unsur ini dikenal sebagai alkali tanah karena logam-logam tersebut membentuk oksida dan hidroksida yang larut dalam air menghasilkan larutan basa. Logam alkali tanah disebut juga logam-logam bioks karena hanya terdapat 2 elektron valensi. Electron valensi ini menempati orbital s.
Beberapa sifat yang dimiliki oleh logam alkali tanah yaitu mempunyai energi ionisasi yang rendah, ditentukan oleh hilangnya dua electron terluarnya menghasilkan ion M2+ dan cenderung bersifat ionik. Logam-logam ini juga sulit direduksi menjadi logam bebas, karena memiliki harga pontensial reduksi yang besar dan negatif. Ciri khusus pada logam alkali tanah adalah keraktifannya yang tinggi menyebabkan logam-logam ini tidak terdapat dialam secara bebas, melainkan terikat dengan unsur lain. Semua unsur alkali tanah terdapat sebagai in positif (keenan, 1986).
Struktur Kristal logam alkali tanah merupakan ketiga struktur logam yang paling umum yaitu kubus berpusat badan (BCC), kubus berpusant muka (FCC) dan hexagonal kemasan rapat(NEX). Sifat fisik alkali tanah diantarnya agak lebih keras disbanding golongan alkali. Kekerasannya dari berilium yang kira-kira sama keras dengan timbel. Berilium digunakan sebagai aliase untuk membuat pegas yang kelenturannya bertahan lama. Magnesium digunakan sebagai aliase berbobot ringan terutama dalam kapal terbang (cotton, 1989).
Kation alkali tanah mempunyai rapatan rapatan muatan positif yang tinggi. Apabila bergabung dengan anion tertentu, kation tersebut akan membetrikan energi yang tinggi dan garam-garamnya dapat sedikit larut atau tak larut dalam air misalnya anion carbonat, fluoride, hidroksida). Dalam kasus lain, dimana energi kisi tidak terlalu tinggi (misalnya jika bergabung dengan anion besar yang bermuatan satu) energi hidrasi yang tinggi dari katin mungkin menyebabkan kelarutan dalam air dan garamnya akan mengkistral dari larutan dalam bentuk hidrat (keenan, 1987).

 III.            Metodologi Percobaan
A.    Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan acara ke satu ini adalah tabug reaksi, gelas kimia, pembakar Bunsen, pipa bengkok dan corong. Sedankan bahan-bahan yang digunakan adalah kertas saring, pH universal, logam kalsium, serbuk magnesium, magnesium oksida, magnesium hidroksida, barium hidroksida, magnesium karbonat, kalsium karbonat, barium karbonat, magnesium klorida, dan air kapur.

B.     Cara kerja
Percobaan 1
a.       Sebanyak 2 buah tabung reaksi diisi dengan air dingin, tabung 1 ditambah sekeping logam Ca dan pada tabung 2 ditambah sedikit serbuk Mg. kemudian amati reaksi yang terjadi
b.      Jika reaksi diatas berjalan sangat lambat maka dilakuan menggunakan air panas

Percobaan 2
a.       Sebanyak 4 buah tabung reaksi disiapkan
b.      Tabung 1 diisi 0.1g MgO, tabung 2 0.1g Mg(OH)2, tabung 3 0.1g Ca(OH)2 dan tabung 4 diisi 0.1g Ba(OH)2
c.       Setiap tabung ditambah 5 ml air lalu dikocong. pH larutan dicek dengan kertas pH universal

Percobaan 3
a.       Sebanyak 3 tabung reaksi disiapkan. tabung 1 diisi 2 mL Ba2+ 0.1M, . tabung 2 diisi 2 mL Mg2+ 0.1M, . tabung 3 diisi 2 mL Ca2+ 0.1M.
b.      Masing-masing tabung diisi 2 mL NaOH 0.1 M dan diamati kelarutannya.
c.       Sebanyak 2 mL NaOH 0.1 M diganti dengan larutan yang mengandung SO42- dan CO32-
d.      Kelarutan dimasing masing pelarut dibandingkan.

Percobaan 4
a.       Beberapa MgCO3 dimasukkan kedalam tabung reaksi dan air kapur pada beaker gelass
b.      Tabung reaksi dan beaker gelass tersebut dihubungkan dengan pipa bengkok
c.       Tabung yang berisi MgCO3 dipanaskan kemudian diamati kecepatan timbulnya gas dan tingkat kekeruhan air kapur.
d.      MgCO3 diganti dengan CaCO3 lalu diganti dengan BaCO3.
e.       Setaip mengganti garam karbonat, air kapur juga diganti.
 IV.            Hasil dan Pembahasan

    V.            kesimpulan

PEMANIS BUATAN DARI PROTEIN


  1. Brazzein : ukurannya yang terkecil dibanding pemanis buatan dari protein lainnya, paling stabil terhadap pemanasan dan pH, hal ini menjadikannya ideal dalam proses kimia maupun penyusnan stuktur sebagai pemanis. Pemanis ini terdiri dari 54 residu asam amino dan dilaporkan memiliki derajat kemanisan 500-2000 kali lebih besar dibandingkan sukrosa. Brazzein diisolasi dari buah tanaman Afrika Pentadiplandra Brazzeana.
  2. Thaumatin memilikiderajat kemanisan 10 000 kali lebih besar dari gula, Thaumatin diisolasi dari buah tanaman tropis  Thaumatoccous danielli. Terdiri dari 207 rsidu asam amino dan 8 ikatan disulfida antar molekulnya dan tanpa residu sistein. Thaumatin mengalami agregasi dengan pemanasan pada pH 7 dan suhu diatas 70 oC, dimana pada keadaan ini efek pemanisnya hilang.
  3. Monellin terdiri dari 2 ikatan kovalen polipeptida, rantai A terdiri dari 44 residu asam amino dan rantai B 50 residu asam amino. Monellin berasal dari proses pemurnian buah Dioscoreophyllum cumminisii dari afrika barat dan memiliki derajat kemanisan 100.000 kali lebih besar dari gula. Monellin rantai tunggal yang tersusun dari 94 residu polipeptida dikatakan lebih stabil pada suasana asam maupun pemanasan.
  4. Curculin diestrak dari buah Curculigo latifolia dengan derajat kemanisan 350.000 sukrosa dan memilki kemampuan dalam hal modifikasi rasa.
  5. Mabinlin merupakan pemanis yang paling stabil terhadap pemanasan. Mabilin memiliki stabilitas terhadap pemanasan karena memiliki 4 jembatan disulfida. Mabilin diekstrak dari Capparin masakai. terdiri dari 33 residu asam amino untuk rantai A dan 72 residu asam amino untuk rantai B. Rantai B memiliki 2 ikatan intamolekulerdisulfida  dan terhubung dengan rantai A melalui jembatan disulfida. 
  6. Miraculin diestrak dari Richadella dulcifica, proteinnya merupakan polipeptida tunggal dengan 191 residu asam amino. Miraculin memiliki modifikasi rasa yang sangat baik, penambahannya terhadap semua asam membuat perubahan rasa menjadi manis.
  7. Pentadin, ditemukan pada tahun 1989, protein ini 500 kali lebih manis dari sukrosa dan merupakan hasil ekstraksi dari buah pentadiplandra brazzeana

Thursday, 9 July 2015

HAL PENTING DALAM ANALISA

Hal hal yang harus di perhatikan saat analisa



1. Ada 2 faktor yang menyebabkan kesalahan pada analisa IV, yang pertama iodium bersifat mudah menguap yang kedua iodium dalam keadaan cair bersifat asam dan mudah teroksidasi menjadi I2 karena adanya O2 di udara. Oleh karena itu saat analisa IV dilakunan menggunakan botol tertutup dan terhindar dari sinar matahari. Penambahan cairan indikator hendaknya dicampur sewaktu mendekati titik akhir titrasi, jika dimasukkan terlalu awal maka akan terlalu banyak I2 yang akan menpel pada amilum dan menyebabkan hasil analisa terjadi perbedaan dari hasil yang sebenarnya.

2. Hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan pipet volume
a. saat memasukkan pipet kedalam larutan, hendaknya dengan kedalaman 2-3 cm dari permukaan cairan. jika terlalu dangkal atau dekat dengan permukaan maka udara akan ikut tersedot kedalam pipet, namun jika terlalu dalam makan akan terlalu banyak larutan yang menempel pada dinding luar pipet
b. saat menyedot larutan lakukan sampai 5mm diatas batas tera baru lakukan penyesuaian jangan terlalu banyak
c.setelah larutan keluar habis, tunggu sekitar 15 detik untuk memastikan semua larutan keluar dari pipet

3. Hal yang  harus diperhatikan dalam pembacaan sekala buret
a. masukan larutan kedalam buret sampai o.5 cm diatas titik "0" lalu tunggu 1 menit baru disesuaikan ke titik 0.00. titik tersebut disebut titik gradasi
b. titik garadasi awal sebaiknya dititik 0.00 , tidak boleh di tengah atau di titik negatif
c. setelah selesai titrasi diamkan 30 detik untuk menunggu larutan di dinding buret turun sempurna baru dibaca sekala buretnya
d. saat melihat sekala buret, harus dipastikan posisi buret dalam keadaan tegak lurus ke bawah.

Monday, 4 May 2015

Analisa H+/OH- (alkalinitas) Soap Noodle


A.    Analisa H+

1.      Timbang 5 g soap noodle masukkan ke dalam Erlenmeyer
2.      Tambahkan 100 mL alkohol netral 85%, pansakan sampai larut
3.      Tambahkan indikator pp 1% sebayak 1 pipet
4.      Titrasi larutan dengan larutan NaOH 0.1 M

B.     Analisa OH-

1.      Timbang 5 g soap noodle masukkan ke dalam Erlenmeyer
2.      Tambahkan 100 mL alkohol netral 96%, pansakan sampai larut
3.      Tambahkan indikator pp 1% sebayak 1 pipet
4.      Tambahkan 10 mL BaCl2 10%
5.      Titrasi larutan dengan larutan HCl 0.1 M

Saturday, 25 April 2015

ANALISA SWEET WATER (GLISERIN) SOAP NOODLE


ANALISA SWEET WATER (GLISERIN) DARI SOAP NOODLE




1.   Timbang 5 g soap noodle, masukkan ke beaker glass 250 mL
2.      Tambahkan 150 mL aquades panas, aduk dan panaskan soap noodle sampai larut sempurna
3.      Tambahkan 5 ml H2SO4 1:1 (akan terbentuk gumpalan putih), aduk terus sambil ditambhkan sedikit    alkohol sampai gumpalan putih berubah menjadi minyak
4.      Masukkan larutan tersebut kedalam corong pisah
5.      Pisahkan bagian air, dan masukkan ke dalam labu takar 250 ml
6.      Bilas minyak dengan 50 mL aquades panas, dan masukkan kembali bagian air ke dalam labu takar
7.      Tambahkan aquades kedalam labu takar sampai tera lalu homogenkan
8.      Ambil 25 mL larutan tersebut, masukkan kedalam Erlenmeyer
9.      Tambahkan 50 mL KIO4, lalu diamkan larutan selama 15 menit di ruang gelap
10.  Tambahkan 20 mL KI 10%, lalu titrasi dengan larutan Na2S2O3 0.1 N sampai warna kuning
11.  Tambahkan indikator amilum 1%, dan titrasi kembali dengan Na2S2O3 0.1 N sampai tak berwarna
Buat blanko dengan melakukan langkah 9 - 11


SW = (Vb – Vs) x CNa2S2O3 x 23.024
                   m 

Sunday, 8 February 2015

Prosedur Penetapan TSS


Prosedur Penetapan  Total Suspended Solid (TSS)





Prinsip metode

Total Suspended Solid adalah semua zat terlarut dalam air yang tertahan membran saring yang berukuran 0,45 mikron. Kemudian dikeringkan dalam oven pada temperatur 103°C–105°C, hingga diperoleh berat tetap. Partikel yang sama besar, partikel yang mengapung dan zat-zat yang menggumpal yang tidak tercampur dalam air, terlebih dahulu dipisahkan sebelum pengujian.

Alat dan Pereaksi

± Seperangkat alat erlenmeyer dengan alat saringnya
± Vacum
± Kertas saring
± Pinset
± Oven + 105° C

Persiapan sampel

± Kocok sampel sampai terlihat homogen, diamkan sebentar
± Pipet +  100 mL sampel kedalam beaker  150 mL
± Masukan kertas saring kedalam oven103°C–105°C, kurang lebih setengah jam.
± Kemudian masukan kedalam eksikator, sampai dingin lalu timbang catat bobotnya (a)
± Masukan  kertas saring kedalam alat penyaringan
± Hidupkan vacum dan pasangkan selang ke alat penyaringan
± Tuangkan sampel sampai terjadi penyaringan
± Keluarkan kertas saring masukan kedalam oven 103°C–105°C selama + 1 jam
± Lalu masukan kedalam eksikator, sampai dingin lalu timbang (b)

Perhitungan Total Suspended Solid

Total Suspended Solid (mg/L) = (b-a) mg
                               L sampel


Thursday, 29 January 2015

Setting Up Your Home Laboratory

Setting Up Your Home Laboratory


Membuat laboratorium di rumahmu mungkin dilakukan jika kamu diijinkan untuk bekerja di meja dapur saat tidak digunakan, akan tetapi jauh lebih baik jika kamu mempunyai tempat dimana kamu tidak akan memnindahkan atau dimana kamu dapat menyimpan peralatan kamu seprti di pojok rumah kamu, atau di lantai bawah tanah, atau di garasi.
Ada sesuatu yang akan kamu butuhkan di lab kamu :

1. meja kerja:dapat kamu gunakan meja belajar tua atau yang sudah tidak dipakai, kemudian menutup bagian atas dengan plastik untuk melindungi kayu.

2. suplai air: jika kamu mempunyai keran yang dekat akan lebih baik. jika tidak kamu dapat membuat sebuah botol dengan sebuah selang pengisap cairan seperti gambar dibawah

3. pembuangan limbah: jika kamu dapat membuang limbahmu secara langsung ke selokan dapur (bukan kedalam bak cuci) itu lebih baik. jika tidak kumpulkan limbah dalam ember plastik untuk dibuang ketika kamu selesai

4. sumber panas : di laboratorium umum, gas pembakar khusus digunakan. di lab rumah kamu dapat menggunakan pemanas dengan bahan bakar alkohol

5. tempat penyimpanan: jika tidak ada satupun disekeliling yang mengganggu bahan kimia dan peralatanmu maka dibiarkan terbuka tidak masalah. jika tidak gunakan boks yang dapat kamu kunci

6. wadah : tempatkan bahan kimia di guci dan botol gelas. berikan label mereka semua dengan jelas

7. penyangga: membuat penyangga tabung reaksi yang kamu miliki sebagus penyangga untuk memegang peralatan gelas saat pemanasan


setelah semua perlengkapan yang dibutuhkan siap, jadilah laboratorium sederhana dirumahmu yang siap digunakan untuk bereksperiment
terjemahan :The Golden Book of Chemsitry Experiments by Robert Brent

Sunday, 18 January 2015

Sintesis Asam 3,5-dinitrobenzoat


SINTESIS ASAM 3,5-DINITROBENZOAT



TINJAUAN PUSTAKA

   Cara terbaik untuk memasukkan gugus fungsional kecincin aromatic ialah dengan cara substitusi elektrofilik aromatic. Pada metode ini mula-mula dibentuk suatu gugus positif  yang cukup kuat untuk menarikelektron keluar dari cincin untuk membentuk ikatan. Substitusi elektrofilik pada cincin aromatic ini dapat dilakukan dengan cara nitrasi, sulfonasi, hlogenasi, alkilasi dan asilasi cincin aromatikdengan membentuk terlebih dahuluelektrofil-elektrofilNO2+, HSO3+, Cl+ atau Br+, R+ dan RCO+
   Percobaan ini dilakukan untuk memahami prinsip reaksi substitusi elektrofilik pada cincin aromatic. Pada nitrasi asam benzoate ini akan terbentuk suatu senyawa dinitrasi pada kedudukan metaterhadap asam benzoate. Reaksi yang terjadi pada percobaan ini dapat dilihat pada persamaan rekasi berikut :


METODE

Bahan : asam sulfat pekat, asam nitrat berasap, asam bezoat, aquades
Alat : beaker gelas, pipet seukuran dan pengisap, penangas uap, hotplate, penangas es, corong Buchner dan pengisap , lemari asam dan alat penentu titik leleh

CARA KERJA 

  1. masukkan ke dalam beaker gelas 0.61 g asam benzoat, kemudian tambahkan 5 mL asam sulfat pekat dan 2 mL asam nitrat berasap dengan menggunakan pipet.setelah 5 menit masukkan beaker gelas kedalam penangas air atau diatas hot plate dan biarkan selama 30 menit, maka akan timbul asam coklat dari NO2. dijaga agar cairan tidak mendidih.
  2. dinginkan campuran dalam penangas es. saring endapan yang terbentuk dengan corong buchner. cuci dengan aquades lalu keringkan di udara.
  3. timbang berat endapan dan tentukan titik lelehnya


Friday, 16 January 2015

Sintesis t-butil klorida

SINTESIS T-BUTIL KLORIDA






TINJAUAN PUSTAKA

    Rekasi SN1 adalah reaksi substitusi nuklefilik unimolekuler. Mula-mula akan terbentuk karbokation, kemudian nukleofil menyerang karbokation membentuk senyawa baru. Berdasarkan teori urutan stabilitasa karbokationadalah sebagai berikut tersier>sekunder>primer. Dengan demikian mekanisme reaksi ini lebih mudah terjadi pada karbokation tersier.
   Pada percobaan ini mula mula terjadi protonasi oksigen kemudian terjadi pelepasan molekul air (sebagai gugus pergi) meninggalkan karbokation, akhirnya karbokation membentuk ikatan dengan klor.


METODE

Alat  :corong pisah 125 mL, labu destilasi 50 mL, kawat Cu
Bahan :t-butil alkohol, HCl 12 M, NaOH 5%, Na2SO4 anhidrat

CARA KERJA


  1. masukkan 200 mmol t-butil alkohol ke dalam corong pisah
  2. tambahkan 480 mL HCl 12 M
  3. kocok selama beberapa menit, kemudian damkan sampai terbentuk 2 lapisan. keluarkan lapisan air(lapisan bawah), cuci lapisan organik dengan larutan NaOH 5%, kemudian tambahkan Na2SO4 anhidrat
  4. masukkan kedalam labu destilasi secara dekantasi, tambahkan batu didih, laukan destilasi dan tampung destilat pada temperatur 83-85 oC
  5. timbang t-butil klorida yang terbentuk
  6. untuk memastikan adanya halida pada produk, lakukan uji belistein dengan menggunakan kawat Cu. nyala hijau menandakan bahwa senyawa mengandung klorida. untuk perbandingan lakukan uji pada senyawa asal (t-butil alkohol)

Sintesis Aspirin

SINTESIS ASPIRIN (ASAM ASETIL SALISILAT)



TINJAUAN PUSTAKA

    Jika asam karboksilat dan alkohol dengan katalis asam (bisa HCL/H2SO4) dipanaskan terdapat keseimbangan antara ester dan air. proses ini dinamakan esterifikasi Fisher, yaitu berdasarkan nama Emil Fisher, kimiawan organik abad 19 yang mengembangkan metode ini.walaupun reaksi ini adalah reaksi keseimbangan, dapat juga digunakan untuk membuat ster dengan hasil yang tinggi dengan menggeser kesetimbangan ke kanan.
     Asam fenolat adalah golongan khusus dari asam hidroksi. asam fenolat yang penting adalah asam salisilat(asam orto-hidroksibenzoat). ester metilnya yaitu metil salisilat adalam komponen utama dalam minyak gondopuro. metil salisilat digunakan untuk permen karet atau gla-gula dan obat gosok

   Penggunaan utama asam salisilat adalah dalam pembuatan aspirin. reaksi antara asam salisilat dengan asam astat anhidrit menghasilkan asetil salisilat (aspirin). aspirin digunakan digunakan secara luan dalam bentuk murni atau campuran dengan obat lain, baik sebagai penghilang sakit nyeri atau obat demam.

METODE

1. Alat dan Bahan
Bahan :Asam salisilat kering, asam asetat glasial atau asam asetat anhidrid, asam sulfat pekat, alkohol murni, aquades, larutan feri klorida
Alat  : termometer 200 oC,labu alas bulat 100 mL, pendingin bola, gelas pengaduk, penangas air,penyaring bachner, gelas baker 100 mL, lampu pemanas, erlenmeyer, corong gelas, dan alat penyaring panas.

2. Cara Kerja
  • masukkan 10 g asam salisilat kering dan 15 g asam asetat glasial ke labu alas bulat 100 mL, kemudian tambahkan asam sulfat pekat 10 tetes. kocok campuran sampai homogen
  • panaskan diatas pnangas air (suhu 50-60 oC) sambil diadu dengan batang pengaduk selama 15 menit
  • dinginkan sambil tetap diaduk dan ditambah 150 mL aquades, kemudian saring dengan penyaring bachner. pemurnian dilakukan dengan rekristalisasi
  • lakukan dengan hati-hati karena alkohol mudah terbakar. pelarut yang digunakan campuran 30 mL alkohol 96% dan 75 mL aquades. kristal dimasukkan dalam pelarut, dan panaskan hingga semua kristal melarut
  • saring dalam keadaan panas dengan penyaring panas. filtrat yang diperoleh dinginkan perlahan lahan, lihat, akan diperoleh kristal seperti jarum. hasil dites dengan feri klorida. timbanglah aspirin yang diperoleh

Sumber : diktat praktikum kimia UNSOED

Test Footer